Esoknya aku bangun kesiangan, mungkin karena terlalu lelah melayani Ece semalam. Dengan tubuh gontai aku berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai mandi, kunyalakan komputer untuk melihat targetku, yaitu Mitha. Di layar monitor, kulihat Mitha sedang bersiap-siap hendak pergi. Wah, rencanaku untuk mendekatinya batal hari ini, tapi tak ada salahnya aku mencoba untuk menggodanya.
Aku segera beranjak menuju luar rumah, dan saat kubuka pintu, tepat saat Mitha sedang berjalan di depan rumahku. Akupun lekas menegurnya, “Wah, neng cantik mau kemana pagi-pagi gini?” candaku.
“Eh, mas Ardi. Ini, aku mau ke kampus, lagi ada ujian.” jawabnya.
“Buru-buru ya? Mau Mas antar? Mas juga mau keluar nih,” ajakku.
“Makasih deh, Mas, aku dijemput sama temanku. Tuh, dia sudah nunggu.” katanya sambil menunjuk ke ujung gang. Aku melihat disana sudah menunggu seorang laki-laki muda sedang bersandar di motornya, lumayan ganteng juga.
“Oh gitu, maaf ya. Neng Mitha dijemput sama pacarnya ya?” tanyaku menyelidik.
“Ehhm, ssstt… dia belum jadi pacarku, Mas. Dia lagi PDKT sama aku, gitu.” jawabnya dengan raut muka memerah dan suara dikecilkan.
“Oh, gituuu… hati-hati loh kalau lagi PDKT, biasanya tanduknya bisa keluar. Nanti bisa diseruduk loh, hehe.” jawabku menggodanya.
“Emangnya dia punya tanduk, Mas? Kayak banteng aja.” jawab Mitha polos.
“Percaya deh sama aku, nggak lama juga kamu bisa ngeliat tanduknya dia, hehe.” jawabku sengit, karena kulihat Mitha pagi ini cantik dan sexy sekali. Dia mengenakan T-shirt putih yang pas di tubuhnya, bahkan kelihatan press body sekali, sehingga kemontokan tubuhnya sangat terlihat jelas. Belum lagi dia menggunakan bra hitam yang kelihatan tercetak di T-shirt putihnya. Pikirku, pasti teman cowoknya nggak akan tahan tuh.
“Ah, aku nggak ngerti mas ngomong apa. Dah ah, aku mau pergi dulu, nanti telat.” jawabnya berlalu sambil tersenyum kepadaku.
Baca lebih lanjut
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.